TUGAS MATA KULIAH
ILMU TEKNOLOGI dan PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Makalah Industri PT. CCC
Disusun Oleh :
Kelompok : 3 (Tiga)
Nama / NPM :
1. Dede Ryana / 31411798
2. Erian
Sutantio / 39411210
3. Hadi Usman / 34411135
4. Muhammad Sidik / 34411982
Mata
Kuliah : Pengetahuan Lingkungan
Nilai :
Paraf Dosen :
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2014
A.
Deskripsi Perusahaan
PT. CCC adalah salah satu perusahaan di dalam Group
CC yang didirikan pada Tahun 1976. Pabrik Kertas ini berlokasi di Karawang 41361, Propinsi Jawa Barat. PT. CCC memproduksi kertas, kemasan dan tissue dengan kapasitas produksi kertas
913,000 ton s/year, kemasan 96,00 tons/year
dan tissue 72,00 tons/year dan saat ini memiliki 7.672 karyawan yang bekerja 3 Sift dengan jam kerja
8 Jam per sift.
PT. CCC memproduksi
kertas fotokopi, kertas khusus dan kertas tisu dengan kapasitas produksi 1.465.000
Ton per tahun, termasuk produksi dari PM8 dan PM9 Sebanyak 240.000 Ton per tahun
yang mulai berproduksi tahun 1997 dan PM11 sebanyak 400.000 Ton per tahun yang mulai
berproduksi tahun 1998. Perusahaan tertarik untuk mengikuti proyek GERIAP karena
efisiensi energi adalah salah satu strategi perusahaan untuk menjadi perusahaan
yang efisien dan kompetitif.
B.
Pengolahan (Manufaktur
& Manajemen)
Industri pulp dan kertas mengubah
bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus.
Urutan proses pembuatannya adalah
persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secara kimia, semi‐kimia,
mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan
pulp dan pembuatan kertas.
Skema diagram prosesnya terlihat
pada gambar 1, dibawah ini. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah
proses pembuatan pulp dan proses pengeringan kertas.
Gambar 1. DiagramAlir Pembuatan Kertas
Tahapan utama dan proses sederhana
dalam pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut:
Pembuatan pulp pada pulper:
Dalam tanki pencampur, pulp
dicampur dengan air menjadi slurry.
Slurry kemudian dibersihkan
lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin kertas.
Bahan baku dimasukkan kedalam
PULPER untuk defiberization dan Cleaner:
Proses pemutihan untuk tipe
pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara dimana pulp dicampur dengan berbagai
bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan pulp dicuci.
Pemurnian:
Pulp dilewatkan plat yang berputar
pada alat pemurnian bentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat
pada dinding selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur.
Tingkat pemurnian pada proses
ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.
Pembentukan:
Selanjutnya, proses dilanjutkan
dengan proses sizing dan pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan.
Sizing dilakukan untuk meningkatkan
kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan
bahan pengisi.
Proses dilanjutkan dengan pembentukan
lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan
berjalan.
Pengepresan:
Lembaran kertas kering dihasilkan
dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack.
Pengeringan:
Sebagian besar air yang terkandung
didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang
berpemanas uap air.
Calender Stack:
Tahap akhir dari proses pembuatan
kertas dilakukan pada calendar Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder
dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
Pope Reel:
Bagian ini merupakan tahap akhir
dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas dari gulungannya.
Pada bagian ini, kertas yang
digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong
menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas.
C.
Dampak Positif dan Negatif
Sebuah
perusahaan kertas selain menimbulkan efek positif tentunya juga menimbulkan
dampak negatif, berikut ini adalah penjabaran dari dampak positif dan negatif
perusahaan kertas. Dampak positif yang dihasilkan:
- Bertambahnya pendapatan pajak dikarnakan ada pajak bangunan, pajak ekspor, dan pajak lainyya
- Terbukanya lapangan kerja untuk warga sekitar.
- Terjadi alih teknologi dalam mengelola sumber daya alam.
- Diperhatikannya nasib warga sekitar dengan berbagai bantuan sosial oleh industri kertas di lokasi pabrik tersebut.
Dampak
negatif yang dihasilkan:
1.
Tercemarnya lingkungan di sekitar dikarnakan pembuangan limbah tidak
pada tempatnya.
2.
Terjadinya perusakan lingkungan dikarnakan penebangan hutan secara terus
menerus untuk membuat produk tersebut.
3.
Dengan tercemarnya lingkungan maka otomatis mahluk hidup yang hidup di
lingkungan tersebut terkena dampaknya diantaranya masyarakat sekitar terjakit
penyakit tertentu.
D.
Kecelakaan
Lemahnya
pengawasan terhadap keselamatan karyawan pabrik pengolahan kayu salah satu
perusahaan bubur kertas di Karawang, PT. CCC, mengakibatkan dua karyawan
meninggal dunia. Keduanya tewas tersembur cairan kimia yang meluap ketika
melakukan pengawasan di lapangan. Meskipun sempat dibawa ke rumah sakit, jiwa
keduanya tak tertolong karena cairan kimia tersebut membakar tubuh para pekerja.
“Namanya
Ahmad Hidayatullah selaku kepala seksi Pulp Making PM 09. Satu lagi meninggal
dan satu lagi ditangani pihak rumah sakit karena kritis. Soal identitas dua
nama lagi, belum kami dapat. Yang pasti, dua orang meninggal akibat tumpahan
luapan limbah tersebut,” tutur Advent.
Dengan
kejadian tragis ini, pihaknya meminta agar perusahaan bubur kertas di Karawang
tersebut tidak semata-mata memikirkan keuntungan tanpa peduli pada keselamatan
dan nasib pekerja maupun masyarakat di lingkungan perusahaan tersebut. Selain
itu, tertutupnya akses informasi dan kepedulian perusahaan tersebut terhadap
masyarakat sekitar patut dipertanyakan.
“Kami
ragu standar keselamatan para pekerja yang diterapkan pihak perusahaan CCC tidak
memenuhi ketentuan undang-undang,” ujar Advent.
Pihak PT CCC
mengakui dua karyawannya tewas karena kecelakaan kerja. Namun, menepis kematian
terjadi karena semburan limbah.
“Betul,
ada dua karyawan meninggal akibat kecelakaan kerja. Kejadiannya pada Sabtu
(25/6), dan meninggal seminggu kemudian. Dua karywan itu Ahmad Hidayatullah dan
Pudri. Satu orang lagi sedang dalam tahap penyembuhan. Namun, bukan kena
semburan limbah,” kata Humas PT CCC kepada SH, Selasa (4/6).
Pihak CCC
mengatakan kedua karyawannya tewas ketika mengawasi tugas yang dilakukan oleh
korban lain. Humas CCC juga membantah perusahaan tidak memilik standar
keselamatan kerja.
“Kami
memiliki standar keselamatan sesuai UU. Kami sudah bersama-sama pihak Disnaker
meninjau ke lapangan. Kecelakaan tersebut sudah kami laporkan, hanya saja saya
belum tahu apakah pihak kepolisian sudah turun,” ujar dia.
E.
Pencemaran dan Penyakit
yang timbul
Aliran Sungai Citarum di Dusun
Babakan Bandung, Kelurahan Adiarsa, Kecamatan Karawang Barat, mendadak berubah
warna menjadi merah pekat. Perubahan warna tersebut diduga akibat pencemaran
yang dilakukan PT CCC, lantaran aliran sungai yang tercemar itu tepat berada di
bekas pembuangan limbah cair perusahaan tersebut.
Air sungai yang berwarna merah
pekat dengan bau menyengat tersebut kemudian di laporkan kepada Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Karawang. Tak menunggu lama, sejumlah
petugas BPLH Karawang, langsung mendatangi lokasi.
BPLH pun langsung melakukan sidak
ke PT CCC. Dalam sidak itu, BPLH Karawang mendapati limbah cair berwarna merah
pekat dalam air pembuangan di drainase pabrik tersebut.
Berdasarkan sidak yang dilakukan
BPLH Karawang di dekat drainase pabrik trsebut, Kepala Bidang Pengawasan dan
Pengendalian (Wasdal) BPLH Karawang, Neneng Junengsih mengatakan, "Ini
sudah pelanggaran. Harusnya, air yang mengalir di drainase pabrik berwarna
bening, bukan merah seperti ini. Namun Kita masih perlu waktu untuk mendapatkan
kebenaran atas keterkaitan indikasi pencemaran tersebut. Jika nanti ditemukan ada
kaitannya, perusahaan tersebut terancam akan dicabut izin operasionalnya,"
kata Neneng.
Sementara itu, Staf di Bagian
Pengelolaan Lingkungan PT CCC Sardiman membantah, kalau indikasi pencemaran air
di aliran Sungai Citarum Babakan Bandung, Adiarsa, dilakukan oleh
perusahaannya.
"Kami sudah lama tidak
menggunakan saluran pembuangan di Babakan Bandung. Aliran pembuangan sudah kami
pindahkan ke pipa pembuangan baru yang dialirkan ke daerah Gorowong,"
kilahnya.
F.
Penanggulangan
Limbah
industri terdiri dari limbah gas, cair dan padat. Menurut Sunu (2001), berbagai
cara untuk mencegah pencemaran udara antara lain :
Pencemar
berbentuk gas
1. Adsorbsi
Adsorbsi
merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat,
yaitu adsorben, seperti karbon aktif dan silikat.
2. Absorbsi
Absorbsi
merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk memisahkan
polutan gas dengan konsentrasinya.
3. Kondensasi
Kondensasi
merupakan proses perubahan uap air atau benda gas menjadi cair pada suhu udara
di bawah titik embun.
4. Pembakaran
Pembakaran
merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di dalam
polutan dengan menggunakan proses oksidasi panas yang disebut incineration
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan air.
Pencemaran
berbentuk partikel
1. Filter
Filter
udara bertujuan menangkap debu atau partikel yang ikut keluar cerobong atau
stack pada permukaan filter agar tidak ikut terlepas ke lingkungan.
2. Filter basah
Cara
kerja filter basah atau scrubbers/ wet collectors adalah membersihkan udara
kotor dengan menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan udara yang kotor
dari bagian bawah alat.
3. Elektrostatik
Alat
pengendap elektrostatik menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan 25
– 100 KV sehingga terjadi pemberian muatan pada polutan dan akhirnya mengendap.
4. Kolektor mekanis
Kolektor
mekanis merupakan proses pengendapan polutan partikel berukuran besar secara
gravitasi. Contohnya adalah cyclone separators (pengendap siklon) dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal.
Program
penghijauan
Program
penghijauan bertujuan untuk menyerap hasil pencemaran udara berupa gas karbon
dioksida (CO2) dan melepas oksigen sehingga mengurangi jumlah polutan di udara.
Pembersih
udara secara elektronik
Pembersih
udara secara elektronik (electronic air cleaner) dapat berfungsi mengurangi
polutan udara dalam ruangan.
Ventilasi
udara dan exhaust fan
Ventilasi
udara dan exhaust fan bertujuan agar kebutuhan oksigen ruangan tercukupi dan
polutan segera keluar dari ruangan sehingga ruangan bebes polutan.
Pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan
menjadi 3 tahap yaitu :
1. Pengolahan primer
Pengolahan
primer bertujuan membuang bahan – bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap – tahap untuk memisahkan air
dari limbah padatan dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau
memisahkan bagian – bagian padatan yang mengapung. Pengolahan primer ini dapat
menghilangkan sebagian BOD dan padatan tersuspensi serta sebagian komponen
organik. Proses pengolahan primer limbah cair ini biasanya belum memadai dan
masih diperlukan proses pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan sekunder
Pengolahan
sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi bahan – bahan padatan secara
biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan sebagian besar
padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan sekunder yaitu :
a. Penyaring trikle
Penyaring
trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair dialirkan
melalui lapisan ini secara lambat. Dengan bantuan bakteri yang berkembang pada
batu dan kerikil akan mengkonsumsi sebagian besar bahan – bahan organik.
b. Lumpur aktif
Kecepatan
aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur
yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak
dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan primer. Selama
proses ini limbah organik dipecah menjadi senyawa – senyawa yang lebih
sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
3. Pengolahan tersier
Proses
pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan BOD air dan
meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan tetapi proses tersebut tidak dapat
menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut. Oleh karena itu perlu
dilengkapi dengan pengolahan tersier.
Pengolahan
limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi, pengolahan
primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan. Sebelum masuk ke tempat
pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat penampungan dan netralisasi.
Pada tahap ini digunakan saringan untuk menghilangkan benda – benda besar yang
masuk ke air limbah.
Pengendapan
primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya memerlukan waktu
tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapan dapat digunakan
bahan flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yang membutuhkan
oksigen. Pengolahan secara biologis dapat mengurangi kadar racun dan
meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan potensi yang mengganggu
badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat digunakan laguna
fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan
waktu tinggal 10 hari.
Apabila
tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, parit oksidasi dan
trickling filter dapat digunakan dengan hasil kualitas yang sama tetapi
membutuhkan biaya operasional yang tinggi.
Tahap
pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui pengolahan
fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima sedangkan endapan (sludge)
yang biasanya diperoleh dari proses filter press dari IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah), dapat dikategorikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) atau tidak. Pembuangan lumpur organik, termasuk pada industri pulp
dan kertas, dapat dibedakan menjadi :
1. Metode pembakaran
Metode
pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampak lingkungan yang
lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir. Beberapa metode yang dapat
dilakukan antara lain adalah metode incinerator basah yang mengoksidasi lumpur
organik pada suhu dan tekanan tinggi.
2. Metode fermentasi metan dan metode pembusukan
Metode
fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi sehingga dihasilkan
gas metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh hasil akhir berupa
kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa lalu biasanya
ditimbun. Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena pembusukan dan
menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang lumpur dihilangkan
airnya dan dibakar atau digunakan sebagai bahan bakar.
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.energyefficiencyasia.org/docs/casestudies/languages/Indo/Case%20studies%20Indo/Indonesia%20Bahasa/CCC%20%20Company%20case%20study%20%28Bahasa%20Indonesia%29.pdf.
- http://m.energitoday.com/2014/04/14/CCC-diduga-cemari-sungai-citarum/
- http://sinarharapan.co/news/read/25499/pegawai-pabrik-kertas-tewas-tersembur-limbah
- Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta
·
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan (Makalah Industri PT. CCC)
Reviewed by Erian Sutantio
on
June 09, 2014
Rating:
No comments: