KOMUNIKASI
Setelah absen cukup lama
menulis, terakhir September 2019. Gue coba untuk kali ini mengembangkan tulisan
gue setiap bulannya. Gue rasa gue perlu hobi baru untuk mengasah skill gue biar
ga stuck aja. Oke kali ini kita bahas komunikasi. Entahlah kenapa ini menjadi sangat
menarik buat gue. Oiya btw gue baru ganti perusahaan beberapa bulan lau jadi ga
ada lagi gue kesepain disite jauh dari segalanya, yang mana pelampiasannya dengan
makan makan makan. Kali ini lebih sehat, tadinya lebaran 2019 bobot gue 102 kg.
gile gile ga bisa distop itu makan, nyoba doang tapi ga bisa nahan. Pas pensiun
dari kegiatan itu dicoba lagi belom lagi beban gue gue akuin tambah banyak
kerja, posisi gue lebih penting sekarang dibanding dulu yang Cuma pelengkap
aja. Alhamdulilah dah bisa turun 10% lebih dari yang kemaren.
Oke back to topik. Komunikasi
secara definisi yaitu suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain. Secara menarik tujuan dari komunikasi adalah
sampainya informasi secara utuh kepada pihak lain. Secara umum beberapa tahun
belakangan gue mulai tertarik membuka block ini dari dalam diri gue sendiri. Gue
basicly memang introvert sejati, tapi gue rasa bisa diasah kemampuan gue, masi
bisa dikembangkan lebih, karena itu gue mulai mempelajari hal ini. Gue akuin
gue belom pernah memperdalam sisi komunikasi karena gue memang terlahir jadi
orang eksak dan always be ditempatkan di tempat yang teknis banget.
Dimulai dari SMK analis kimia, kerja di laboratorium kimia (interaksi) dengan alat lab, lanjut Teknik industri yang eksak banget. Dan pada satu titik gue bertemu keselamatan kesehatan kerja dimana salah satu mata kuliahnya membangunkan gue untuk aware dalam masalah ini. Iya mata kuliah promosi kesehatan pekerja yang bikin gue sadar akan hal ini. Yang ngajar dulu Prof. Melly, gue inget dia menyampaikan dengan begitu lugas dalam hal kesehatan kerja. Gue begitu terkesan dengan gaya komunikasi dimana komunikasi dengan pekerja menjadi salah satu sub bahasannya.
Setelah itu gue mikir kalo
gue mutusin buat jadi safety mau gamau gue harus bisa menjadikan ini sebagai
kompetensi gue. Setelah latihan terus menerus random ke berbagai orang, gue
rasa seni komunikasi gue membaik dibandingkan saat dulu pertama kali masuk
kerja. Gue lebih sering senyum dan sapa orang tanpa alasan yang jelas (menjadi
lebih ramah dari biasanya), dulu harus ada alasan jelas gue melakukan hal ini. Dan
ya gue sekarang lebih membaur di banding gue yang dulu menempatkan blok-blok di
dalam diri gue ke rekan kerja. Itu semua gue rasa membawa gue sangat enjoy
dalam bekerja, terlebih gue sebagai safety memang menjadi kewajiban harus bisa
menempatkan diri agar diterima dalam berbagai belahan lapisan masyarakat.
Job gue memang harus bikin
orang patuh sama peraturan tapi dengan berurusan dengan orang yang lebih tua
buat gue faham gue ga bisa saklek banget, perlu treatment berbeda beda terhadap
orang dengan tipe yang berbeda. Dan memang ini yang bikin gue tertarik sama
safety, dimana yang gue urus orang hidup yang punya hati dan perasaan yang harus
dijaga dan ditreatment dengan baik. Gue ga bisa bicara mengenai diri gue
sendiri doang, gue harus bicara secara global. Dan ya satu lagi yang harus gue
sampein, ada penelitian gue lupa apa penelitiannya.
Penelitian tersebut menyatakan
bahwa sebenernya pada saat berkomunikasi kita hanya 9 % peduli sama topik
bicaranya, 31 % pada suara orang yang berbicara, dan yang menariknya 60 % menyatakan
kita peduli sama siapa si yang berbicara sama kita. Yang kalo dibuat simpel
bahwa sebenernya kita semua ga terlalu peduli sama topik pembicaraan apa si
yang kita bicarakan. Kita peduli sama subyek nya alias sama siapa kita bicara. Secara
ga langsung gue setuju banget sama teori ini, gue inget dulu gue memang hobi
nge gas sampai pada akhirnya gue kalo ngobrol sama orang yang gue suka jadi
bikin gue tiba-tiba lembut dan pengertian. Pada akhirnya gue sadar bahwa komunikasi
memang tentang subjek atau siapa si lawan bicara kita.
Satu hal lagi gue dapet dari
temen gue gimana si kita agar didengarkan sama orang itu karena 4 hal. Satu karena
lawan bicara kita menyenangi kita entah apapun yang dia sukai pokoknya harus
ada sehingga dia mendengarkan dengan seksama apalagi kalo pupil matanya
membesar suspect dia naksir sama ente. Kedua karean skill yang ditunjukan
karena itu pamer skill pada panggung umum adalah hal wajib menjadi kita
disegani atau setidaknya diperhitungkan sama banyak orang, kalo sering sering
pamer itu Namanya cari perhatian ga baik itu. Sesekali aja dan buat semua orang
terkesan itu berasa lebih bermakna. Ketiga karena pengalaman itu buat kita
bakal didengerin. Keempat yang terakhir adalah karena kita punya power atau
singkatnya superior dari yang bersangkutan sehingga mau gamau harus didengerin.
Akhir kata gue cuma bilang
komunikasi merupakan jiwanya kehidupan karena kehidupan tanpa jiwa bagai raga yang
hidup dengan pikiran yang mati alias anda berada dalam kondisi koma. Karena itu
buatlah komunikasi menjadi hal yang menarik dan buat lawan biacara anda menyenangi
anda. Semoga bermafaat ya tulisan ini. Jangan dijadikan referensi ya karna ini
murni dari pemikiran gue aja yang ga ada referensi terkait.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Cheers,
Good Nite,
Erian’S
KOMUNIKASI
Reviewed by Erian Sutantio
on
March 30, 2020
Rating:
No comments: