Distribusi
frekuensi berarti mendistribusikan data ke dalam beberapa kelas atau kategori
kemudian menentukan banyaknya pengamatan yang masuk kelas tertentu yang disebut
frekuensi kelas (Walpole, 1995). Selain dalam bentuk diagram, penyajian data
juga dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Berikut ini akan dipelajari
lebih jelas mengenai tabel distribusi frekuensi tersebut.
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data
tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala
dinyatakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi
tunggal merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit. Dari data yang
diperoleh bila tidak adanya pola yang tertentu maka agar mudah dianalisis data
tersebut dapat ditampilkan dalam tabel seperti di bawah ini (Boediono dan
Koster, 2002).
Tabel
2.1 Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Nilai
|
Turus
|
Frekuensi
|
2
|
II
|
2
|
3
|
I
|
1
|
4
|
III
|
3
|
5
|
IIII
|
4
|
6
|
0
|
|
7
|
II
|
2
|
8
|
IIII
|
4
|
1.1 Distribusi Frekuensi Bergolong
atau Kelompok
Tabel
distribusi frekuensi bergolong biasa digunakan untuk menyusun data yang
memiliki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam interval-interval
kelas yang sama panjang. Langkah-langkah dari distribusi frekuensi bergolong
atau kelompok adalah sebagai berikut. Mengelompokkan ke dalam interval-interval
kelas yang sama panjang, misalnya 65 – 67, 68 – 70, … , 80 – 82. Data 66 masuk
dalam kelompok 65 – 67. Kemudian membuat turus (tally), untuk menentukan sebuah nilai termasuk ke dalam kelas yang
mana. Langkah selanjutnya, yaitu menghitung banyaknya turus pada setiap kelas,
kemudian menuliskan banyaknya turus pada setiap kelas sebagai frekuensi data
kelas tersebut dan tuliskan kedalam kolom frekuensi. Untuk mempermudah perhitungan
maka data tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk tabel berikut ini (Burhan
dan Marzuki, 2004 ).
Tabel
2.2 Tabel Distribusi Frekuensi Data Bergolong atau Berkelompok
Hasil Tugas
|
Titik Tengah
|
Turus
|
Frekuensi
|
65-67
|
66
|
II
|
2
|
68-70
|
69
|
IIII
|
4
|
71-73
|
72
|
III
|
3
|
74-76
|
75
|
I
|
1
|
77-79
|
78
|
I
|
1
|
80-82
|
81
|
IIII
|
4
|
Jumlah
|
15
|
1.2 Istilah-Istilah yang Digunakan dalam Distribusi Frekuensi
Istilah-istilah
yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi bergolong atau
distribusi frekuensi berkelompok ada banyak sekali, yang pertama adalah Interval
Kelas. Interval kelas adalah banyaknya objek yang dikumpulkan dalam kelompok tertentu
berbentuk interval a-b. Ke dalam kelas interval a-b dimasukkan semua data yang
bernilai mulai dari a sampai dengan b. Urutan kelas intervalnya disusun dari
atas ke bawah mulai data yang terkecil. Kelas intervalnya diberi nama dari atas
ke bawah sebagai kelas interval pertama, kelas interval kedua dan
seterusnya. Dalam contoh sebelumnya
memuat enam interval ini.
65
– 67 → Interval kelas pertama
68
– 70 → Interval kelas kedua
71
– 73 → Interval kelas ketiga
74
– 76 → Interval kelas keempat
77
– 79 → Interval kelas kelima
80
– 82 → Interval kelas keenam
Yang
kedua adalah frekuensi, menyatakan jumlah data yang terdapat pada kelas
interval. Dari tabel di atas pada kelas
interval ke-2, 68-70 terdapat frekuensi f = 4. Artinya ada 4 orang siswa kelas
IX yang mendapat nilai Matematika paling rendah 68 dan paling tinggi 70.
Selanjutnya
dikenal dengan istilah batas kelas. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, angka 65, 68,
71, 74, 77, dan 80 merupakan batas bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan angka
67, 70, 73, 76, 79, dan 82 merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas.
Setelah
mengetahui batas kelas, dikenal juga dengan istilah tepi kelas (Batas Nyata
Kelas). Untuk mencari tepi kelas dapat dipakai rumus berikut ini.
|
Dari
tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tepi
bawah kelas kedua 67,5 dan tepi atasnya 70,5 dan seterusnya.
Langkah
selanjutnya adalah mencari lebar kelas. Untuk mencari lebar kelas dapat
digunakan rumus berikut.
|
Maka, lebar kelas = 67,5 – 64,5 = 3
|
Titik tengah kelas
pertama = ½ (67 + 65) = 66
Titik tengah kedua = ½ (70 + 68 ) = 69, dan
seterusnya.
Langkah
selanjutnya adalah mencari distribusi frekuensi relative. Distribusi relative
atau persentase bagi masing-masing selang untuk memudahkan analisa datanya.
Frekuensi relative masing-masing
kelas diperoleh dengan membagi frekuensi kelas dengan frekuensi totalnya.
Distribusi frekuensi kumulatif memungkinkan
dengan cepat dalam membaca sebuah pengamatan di bawah nilai tertentu.
Distribusi frekuensi kumulatif ada 2, yaitu distribusi frekuensi kumulatif
lebih dari (>) dan distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (<).
1.3
Jenis
Penyajian Grafik Distribusi Frekuensi
Umumnya
distribusi frekuensi disajikan dalam bentuk gambar atau diagram. Hal ini bertujuan
untuk memperjelas sifat-sifat dari distribusi tersebut. Setelah
hasil perhitungan diperoleh maka data dapat ditampilkan dalam bermacam-macam
bentuk penyajian grafik pada distribusi frekuensi antara lain Histogram, Polygon, dan Ogive.
Suatu
histogram terdiri atas satu kumpulan batang persegi panjang yang masing-masing
mempunyai alas pada sumbu mendatar (sumbu x) yang lebarnya sama dengan lebar
kelas interval dan luas yang sebanding dengan frekuensi kelas.
Polygon frekuensi adalah grafik garis dari frekuensi
kelas yang menghubungkan nilai tengah – nilai tengah dari puncak batang
histogram. Perhatikan contoh berikut ini data banyaknya siswa kelas XI IPA yang
tidak masuk sekolah dalam 8 hari berurutan sebagai berikut.
Tabel
2.3 Tabel Poligon frekuensi
Hari
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
Banyaknya
Siswa Absen
|
5
|
15
|
10
|
15
|
20
|
25
|
15
|
10
|
Berikut
gambar polygon dari data di atas:
Gambar
2.1 Poligon Frekuensi
Polygon
frekuensi yang merupakan garis patah-patah, dapat dideteksi oleh sebuah
lingkaran halus yang bentuknya bersesuaian dengan poligran tersebut, lingkaran
ini dinamakan kurva frekuensi. Jika semua data dalam populasi dapat dikumpulkan
lalu dibuat daftar dibuat frekuensinya dan akhirnya digambarkan kurva
frekuensinya, maka kurva ini dapat menjelaskan sifat atau karakter populasi.
Kurva berikut merupakan model populasi yang akan ikut menjelaskan ciri-ciri
populasi dari data yang diperoleh. Beberapa modul populasi yang banyak dikenal
antara lain model normal, simetrik, positif, negatif dan lain-lain seperti
gambar berikut.
Gambar
2.2 Kurva Modul Polulasi
Selanjutnya, Ogive juga disebut polygon frekuensi kumulatif, ogive
merupakan grafik dari distribusi frekuensi kumulatif lebih dari atau kurang
dari. Prinsip membuatnya sama dengan prinsip menggambar polygon dan histogram. Sumbu datar menyatakan batas kelas dan sumbu
tegak menyatakan frekuensi kumulatif lebih jelasnya.
Tabel 2.4 Tabel Frekuensi
Kumulatif Kurang Dari ( < )
Data
|
Frekuensi
Kumulatif Kurang Dari ( < )
|
< 67,5
|
2
|
< 70,5
|
7
|
< 73,5
|
20
|
< 76,5
|
34
|
< 79,5
|
38
|
< 82,5
|
40
|
Tabel
2.5 Tabel Frekuensi Kumulatif Lebih Dari
Data
|
Frekuensi
Kumulatif Lebih Dari ( > )
|
> 64,5
|
40
|
> 67,5
|
38
|
> 70,5
|
33
|
> 73,5
|
20
|
> 76,5
|
6
|
> 79,5
|
2
|
Daftar frekuensi kumulatif kurang
dari dan lebih dari dapat disajikan dalam bidang Cartesius. Tepi atas (67,5;
70,5; …; 82,5) atau tepi bawah (64,5; 67,5; …; 79,5) diletakkan pada sumbu X
sedangkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari
diletakkan pada sumbu Y. Apabila titik-titik yang diperlukan dihubungkan, maka
terbentuk kurva yang disebut ogive.
Ada dua macam ogive, yaitu ogive naik dan ogive turun. Ogive naik
apabila grafik disusun berdasarkan distribusi frekuensi kumulatif kurang dari.
Sedangkan ogive turun apabila
berdasarkan distribusi frekuensi kumulatif lebih dari. Ogive naik dan ogive
turun data di atas adalah sebagai berikut.
Gambar 2.3 Grafik Ogive
Daftar Pustaka
Boediono , W. Koster. 2001. Teori & Aplikasi Statistika dan
Probabilitas. Jakarta: Rosda.
Nurgiyantoro Burhan,
Gunawan, & Marzuki.
2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ronald
E. Walpole. 1996. Pengantar Satistika.
Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Distribusi Frekuensi
Reviewed by Erian Sutantio
on
May 31, 2020
Rating:
No comments: