Batubara "Si Emas Hitam"



Menurut Theissen (1974) batubara adalah suatu benda yang kompleks terdiri dari beberapa macam unsur yang mewakili banyak komponen kimia, dimana hanya sedikit dari komponen kimia tersebut dapat diketahui atau suatu benda padat organik yang memiliki komposisi kimia yang sangat rumit,

sedangkan menurut The international hand book of coal petrography (1963) batubara adalah batuan sedimen yang mudah terbakar terbentuk dari sisa-sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh proses komposisi dan terkubur dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang tidak begitu dangkal.


Pengertian Batubara
Batubara adalah suatu batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa berbagai tumbuhan yang merupakan campuran heterogen yang mengandung unsur – unsur karbon, hidrogen dan oksigen sebagai unsur utamanya dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahannya. zat lain, yaitu senyawa anorganik pembentuk abu tersebar sebagai partikel zat mineral terpisah – pisah diseluruh senyawa batubara(Muchjidin, 2006).

Struktur Batubara
                          
1.    Proses Pembentukan Batubara
            Batubara dibentuk melalui beberapa urutan proses. Urutan pembentukan batubara dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Proses Pembentukan Batubara
No
Proses
Uraian
1
Pembusukan
Proses dimana tumbuhan mengalami tahapan pembusukan, akibat adanya aktivitas dari bakteri anaerobe, bakteri ini bekerja pada suasana tanpa oksigen, menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti: Sellulosa, protoplasma, atau pati
2.
Pengendapan
Proses dimana material halus hasil pembusukan terakumulasi dan mengendap membentuk lapisan gambut.  Biasanya terjadi pada daerah rawa-rawa atau cekungan.
3.
Dekomposisi
Lapisan gambut mengalami perubahan berdasarkan proses biokima yang mengakibatkan keluarnya H2O dan sebagian menghilang dalam bentuk CO2, CO dan Metan (CH4).
4.
Geotektonik
Lapisan gambut akan terkompaksi oleh gaya tektonik, kemudian mengalami pelipatan dan patahan. Selain itu gaya tektonik aktif dapat menimbulkan intruksi dari magma, yang akan berubah menjadi batubara low grade menjadi high grade. Maka zona batubara yang terbentuk dapat berubah dari lingkungan berair menjadi lingkungan darat.
5.
Erosi
Lapisan batubara yang telah mengalami gaya tektonik, berupa pengangkatan dan mengalami erosi, sehingga permukaan batubara yang ada menjadi terkupas dan akan terlihat muncul pada permukaan. Pelapisan batubara inilah yang ditemukan dan dieksplorasi, serta dalam kondisi ekonomis, dieksploitasi pada saat ini.
Sumber: Muchjidin,2006


2.   Klasifikasi Batubara
Klasifikasi batubara berdasarkan tingkat pembatubaraan biasanya dimaksudkan untuk menentukan tujuan pemanfaatannya. Misalnya, batubara bituminus banyak digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik, pada industri baja atau genteng serta industri semen (batubara termal atau steam coal) (Peni, 2003). Klasifikasi batubara disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Batubara
No
Klasifikasi
Uraian
1
Lignite
Batubara lignite disebut juga batubara muda dan merupakan tingkat terendah dari batubara, berupa batubara yang sangat lunak dan mengandung air 70 % dari beratnya. Batubara ini berwarna hitam, sangat rapuh, nilai kalor rendah dengan kandungan karbon yang sangat sedikit, kandungan abu dan sulfur yang banyak. Batubara jenis ini dijual secara eksklusif sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Nilai Kalori dari lignite berkisar antara 6.300 - 8.300 Btu/lb.
2.
Sub-Bituminous
Karakteristik batubara sub-bituminous berada di antara batubara lignite dan bituminous, terutama digunakan sebagai bahan bakar untuk PLTU. Sub-bituminous coal mengandung sedikit karbon dan banyak air, oleh karenanya menjadi sumber panas yang tidak efisien. Nilai Kalori dari sub-bituminous berkisar antara 8.300 - 11.500 Btu/lb.
3.
Bituminous
Batubara bituminous adalah batubara yang tebal, biasanya berwarna hitam mengkilat terkadang cokelat tua. Bituminous coal mengandung 86% karbon dari beratnya dengan kandungan abu dan sulfur yang sedikit. Umumnya dipakai untuk PLTU, tapi dalam jumlah besar juga dipakai untuk pemanas dan aplikasi sumber tenaga dalam industri dengan membentuknya menjadi kokas-residu karbon berbentuk padat. Nilai Kalori dari bituminous berkisar antara 11.500 - 14.000 Btu/lb.
4.
Anthracite
Anthracite coal merupakan peringkat teratas batubara, biasanya dipakai untuk bahan pemanas ruangan di rumah dan perkantoran. Anthracite coal berbentuk padat (dense), batu-keras dengan warna jet-black berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86 % – 98 % karbon dari beratnya, terbakar lambat, dengan batasan nyala api biru (pale blue flame) dengan sedikit sekali asap. Nilai Kalori dari antrasite adalah >14.000 Btu/lb.
Sumber: Muchjidin, 2006 dan Annual Book of ASTM Standar Coal, Coke and Gaseous Fuel, 2013

3.   Manfaat Batubara
Batubara yang memiliki banyak manfaat. Pemanfaatan batubara dibagi menjadi tiga jenis, yang pertama batubara yang mempunyai sifat- sifat cooking/cok. Biasanya digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk industri baja, industri semen, industri pembakaran kapur, keramik dan untuk menaikan ketel uap dalam pembangkit tenaga listrik.
Kedua bahan bakar tak langsung yaitu batubara tersebut mengalami proses pengolahan terlebih dahulu dengan cara gasifikasi, pencairan, pembriketan dan suspensi. Biasanya digunakan untuk industri peleburan logam non besi, pabrik gula dan industri rumah tangga sebagai bahan bakar tanpa asap. Ketiga bukan sebagai bahan bakar yaitu batubara dapat digunakan sebagai elektoda, reduktor, karbon aktif, pada proses hidrogenasi, sulfonasi dan hidrolisis yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar kimia(Sonny,2010).



DAFTAR PUSTAKA

Agustiningsih Saputri, Peni. 2003. Laporan Kerja Praktek di PT. Sucofindo Cibitung. Bogor : SMK Analis Kimia Bogor.
ASTM (American Society for Testing and Materials). Annual Book of ASTM (American Society for Testing and Materials) Standards, Section Five for Gaseous Fuels;Coal and Coke”.2013. West Conshohocke :US.
International Standar Organization (ISO) for Hard Coal and Coke. International Standar Organization : Switzerland.
Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara. Bandung : Penerbit ITB.
Putra Andika, Sonny. 2010. Analisis Proksimat, Total Sulfur dan Gross Calorific Value dalam Pembuatan Bahan Acuan Sekunder di Laboratorium Batubara PT Sucofindo Cibitung. Padang : SMK Analis Kimia Padang.


Batubara "Si Emas Hitam" Batubara "Si Emas Hitam" Reviewed by Erian Sutantio on June 01, 2020 Rating: 5

No comments:

Kode Iklan Bawah

Powered by Blogger.