KEBAKARAN UNIT HVAC KAPAL PETROJRAL KNARR PADA 24 MARET 2015

Petrojarl knar (PJK) adalah projek terbesar yang dimiliki Teekay Petrojarl. Teekay Petrojarl sendiri merupakan perusahaan operator Floating Production Storage and Offloading (FPSO) terbesar di Laut Norwegia Utara dengan produksi harian 339.000 barel minyak per hari dan kapasitas penyimpanan 1 juta barel (160.000 m3) minyak mentah. Teekay Petrojarl mengoperasikan lima kapal FPSO, dua kapal tanker antar-jemput dan satu tanker penyimpanan. FPSO terletak di Lapangan Knarr di Laut Utara dan Petrojarl Knarr sedang dalam kontrak charter waktu (operator lapangan) untuk BG Norge Limited. Perusahaan ini BG Norge Limited merupakan anak perusahaan Royal Dutch Shell plc, didirikan pada tahun 2004 dan berbasis di Stavanger, Norwegia. BG Norge Limited menyediakan layanan eksplorasi dan produksi minyak.

HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) merupakan suatu sistem yang berfungsi menjaga kondisi udara sekitar untuk melindungi alat-alat dan berfungsi untuk kenyamanan personal dengan cara mengatur ventilasi dan pengkonsolidasian udara. HVAC terpasang pada kapal dan termasuk system khusus untuk tempat tinggal dan ruang buritan. Unit yang terlibat dalam insiden kebakaran terletak pada dek 4 di bawah tempat tinggal dan memasok beberapa kamar di lambung kapal.


1. Urutan Kejadian dan Akibat Kebakaran
            Berikut urutan kejadian terjadinya kebakaran kapal petrojral knar dengan awalan yaitu kegagalan daya (listrik mati) sampai api berhasil dipadamkan. Berikut penjabarannya:
23 Maret 2015
17.45 : ada masalah dengan pengoperasian gas turbin yang berfungsi untuk mengantarkan listik. Masalah ini berakibat pada kegagalan daya(listik mati) sehingga banyak peralatan harus direstart mengikuti kegagalan daya ini. Unit HVAC yang memasok udara ruang mesin maju harusnya direstart secara manual mengikuti kegagalan daya yang terjadi namun tidak dilakukan. Meskipun kipas belum direstart, uap dari sistem pemanas uap terus disirkulasikan melalui koil pemanas di unit HVAC. Uap memiliki suhu sekitar 100oC. Kurangnya aliran udara sebagai akibat dari penghentian kipas dan pemanasan akibat pasokan uap berarti unit HVAC memanas. 
19.00 : terjadi perubahan shift, ini terjadi saat aktivitas startup berjalan, menyusul kegagalan daya pada 17.45
24 Maret 2015
01.32 : CCR menerima pemberitahuan deteksi asap. Alarm deteksi asap diterima pada pukul 01.32 oleh CCR dari ruang mesin maju di dek 4. Operator pabrik diminta oleh CCR untuk memverifikaasi alarm ruangan ini. Butuh waktu yang cukup lama bagi beberapa operator pabrik untuk memverifikasi alarm di ruang mesin maju dek 4. Para operator akhirnya menemukan asap dari unit HVAC dan segera membuka selang air dari dua hydran dan bersiap memadamkan api, namun mereka memperkirakan bahwa air ini terbatas. Salah satu selang air diarahkan pada pada samping bawah saringan udara unit HVAC kemudian saringan tersebut retak dan pecah. Setelahnya nyala api keluar dan menjadi besar dengan cepat, sehingga jumlah asap pada ruang mesin semakin banyak dan operator tidak bisa lagi beada di ruang mesin. Operator pabrik kemudian meninggalkan ruang mesin dan satu selang hydran untuk memberikan laporan pada operator CCR.
01.40 : pemberitahuan kebakaran dari operator ke CCR, dan segera operator CCR mengaktifkan alarm umum (GA). Perintah tanggap darurat dikerahkan di pusat respon yang berada di atas kapal. Tim pemadam kebakaran berkumpul di stasiun pemadam kebakaran. Semua personil tanpa fungsi tanggap darurat berkumpul di sekoci. Produksi ditutup. Sumber daya tanggap darurat dari eksternal dimobilisasi.
01.51 : the response team siap untuk masuk dan melanjutkan pemadaman api yang dilakukan oleh operator. Air dari stasiun yang berdekatan dengan ruang mesin digunakan untuk memadamkan api. Ruangan mesin memiliki volume asap yang sangat besar yang berdampak pada buruknya penglihatan dan suhu ruang mesin menjadi sangat panas.
02.10 : api dilaporkan padam dan pendinginan terus dilanjutkan.
05.20 : keadaan darurat diberhentikan, personil dan operator meninggalkan sekoci dan kembali ke kabin atau pekerjaan mereka.
Sisa Kebakaran pada Kaset Filter
            Akibat kebakaran yang terjadi pada unit HVAC dilansir dari investigation final report diketahui bahwa kerugian hanya terjadi pada unit HVAC saja yang terbakar tidak ada kerugian dalam bentuk korban jiwa ataupun cedera dikarenakan respone team bergerak dengan cepat dan semua personil sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat seperti ini.  (Sumber kasus: http://www.psa.no/getfile.php/1335765/Tilsyn%20p%C3%A5%20nettet/Granskinger/2015_422_engelsk%20granskingsrapport%20Petrojarl%20Knarr.pdf)
2. Faktor Penyebab Kebakaran Terjadi
Kasus kebakaran ini diketahui ada beberapa factor penyebabnya, seperti yang disampaikan pada final investigastion report terdapat penyebab langsung dalam kebakaran ini yaitu kaset filter dinyalakan di unit penanganan udara A untuk ruang mesin depan akibat kesalahan desain dan pengoprasian sistem yang salah. Selain penyebab langsung terdapat juga penyebab utama pada kebakaran ini yaitu kurangnya pengetahuan pengoperasian sistem dalam berbagai mode operasional serta kurang jelasnya peran dan tanggung jawab untuk mengoprasikan sistem. Dimana sistem yang berjalan saat itu merupakan sistem dalam mode manual (kontrol suhu dan katup uap mati dikarenakan gagal daya).
Deskripsi dan batasan sistem untuk menjalankan sistem dalam mode manual tidak dijelaskan secara detail dalam dokumentasi sistem, diantaranya:
  • Sistem kipas tidak direstart setelah listrik padam sehari sebelumnya(gagal daya), seharusnya direstart secara manual sesuai dengan prosedur “black start” namun prosedur tersebut tidak diikuti.
  • Kesalahan desain pada katup untuk sistem pemanas uap tidak ditutup secara otomatis saat kipas berhenti. Suhu uap pada unit HVAC sekitar 100oC.
  • Kaset filter yang digunakan memiliki desain maksimal pada suhu 70oC. kaset filter tersbut roboh akibat paparan dengan durasi yang panjang pada suhu kira kira 100oC.
  • Alarm CCR dari unit HVAC tidak dianggap kritis setelah kegagalan daya sehari sebelumnya.
Uji pengapian yang dilakukan oleh Fire Research masih belum mengindikasikan penyebab pasti terjadinya pengapian. Kemungkinan penyebab pengapian adalah pengapian pada unit kaset filter yang terpajan suhu tinggi dengan durasi yang lama. Tim investigasi masih belum menemukan hal yang tepat untuk terjadinya pengapian. Pandangan tim investigasi bahwa kesalahan desain dan pengoprasian sistem yang salah menyebabkan kebakaran.
Katup sistem pemanas uap
Kaset Filter pada Kondisi Normal

3. Sistem Pencegahan dan Proteksi Kebakaran
            Sistem pencegahan dan proteksi kebakaran yang ada pada kapal petrojarl knar yaitu :
·         smoke detector yaitu alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini kebakaran agar tidak semakin berkembang menjadi lebih besar, api yang terdeteksi oleh detector pada tahap awal langsung dikonfirmasi alarm dan operator pabrik langsung berada dengan cepat di tempat kejadian,
·          katup peredam api di dalam saluran HVAC yang berfungsi (namun tidak berfungsi secara otomatis) agar saluran udara intake tertutup secara otomatis melalui sekering pengaman, sehingga penyebaran asap dan panas dapat dicegah,
·         GA (General Alarm) yang diaktifkan secara manual setelah deteksi asap dikonfirmasi dan berfungsi dengan baik,
·         The response team bekerja harusnya lebih sigap sebelum asap memenuhi ruang sekitar kebakaran dimana ketika kebakaran pertama kali terdeteksi asap, asap belum memenuhi ruangan sekitar kebakaran, setelah the response team masuk 15 menit kemudian asap sudah memasuki ruang sekitar kebakaran sehingga disekitar ruangan kebakaran sudah dipenuhi asap dengan jarak pandang 0.5 meter namun the response team berhasil memadamkan api kemudian.
Smoke Detector
Katup Peredam Api

4. Hipotesis Analisis Kejadian Kebakaran
Pada kejadian kebakaran pada kapal petrojral knar bermula dari kegagalan daya (mungkin tepatnya daya turun(seperti yang terjadi di rumah-rumah) sehingga alat alat pada petrojal knar wajib direstrat agar berfungsi seperti semula) yang terjadi pada hari sebelumnya yang mengakibatkan kipas pada system HVAC tidak berfungsi dan harus dioprerasikan secara manual untuk direstart agar kipas dapat beroperasi lagi sesuai dengan panduan prosedur “black start” namun sayangnya prosedur ini tidak dilakukan yang mengakibatkan suhu pada sistem pemanas uap naik, ketika suhu pada sistem pemanas uap naik sayangnya katup tidak otomatis tertutup(kesalahan design) sehingga panas yang berada di sistem pemanas uap naik ke sistem HVAC serta udara (oksigen) terus masuk untuk menjadi bahan bakar pada api dan pada akhirnya membakar kaset filter udara (plastic) yang berada pada sistem HVAC sehingga keluarlah asap yang dideteksi oleh smoke detector yang diteruskan untuk diverifikasi oleh operator atas perintah operator CCR.
Operator tersebut dengan sigap langsung membawa 2 selang hydran untuk memadamkan asap yang terlihat namun mereka berfikir bahwa air yang tersedia tidak akan mencukupi untuk memadamkan api, namun mereka tetap berusaha memadamkan api. Salah satu selang air diarahkan pada pada samping bawah saringan udara unit HVAC kemudian saringan tersebut retak dan pecah. Setelahnya nyala api keluar dan menjadi besar dengan cepat, sehingga jumlah asap pada ruang mesin semakin banyak dan operator tidak bisa lagi beada di ruang mesin. Operator pabrik kemudian meninggalkan ruang mesin dan satu selang hydran untuk memberikan laporan pada operator CCR. Operator CCR kemudian mengumumkan keadaan darurat yang langsung di respon oleh pusat respon yang berada di atas kapal, produksi berhenti. Tim pemadam kebakaran berkumpul di stasiun pemadam kebakaran, sedangkan personil lain yang tidak terlibat berkumpul di sekoci. Tim pemadam masuk dan melanjutkan pemadaman api yang dilakukan oleh operator. Air dari stasiun yang berdekatan dengan ruang mesin digunakan juga untuk memadamkan api. Ruangan mesin memiliki volume asap yang sangat besar yang berdampak pada buruknya penglihatan dan suhu ruang mesin menjadi sangat panas, menyebabkan petugas pemadam memakai alat pelindung diri ekstra selanjutnya api berhasil dipadamkan dan kemudian situasi keadaan darurat diberhentikan, seluruh personil yang berada di sekoci kembali ke kabin dan bekerja.
Uraian singkat kejadian kebakaran di petrojral knar dapat diketahui bahwa penyebab kebakaran yaitu tidak dilakukannya prosedur “black start” beserta desain katup pada sistem pemanas uap yang menjadi akar pangkal masalah. Beberapa yang disoroti dari kejadian yaitu :
      Kegagalan daya berdampak fatal untuk beberapa mesin sehingga kegagalan daya harus diminamilisir keberadaanya,
      Beberapa operator kurang didedukasi tentang pentingnya prosedur khususnya prosedur manual perlu dilakukan pelatihan internal refreshing prosedur,
      Hydran yang berada pada ruang kejadian volumenya kurang banyak untuk menangani kebakaran yang besar,
      Ketika asap timbul seharusnya operator CCR langsung menghubungi the response team dan bukan operator pabrik yang melakukan pemadaman api sehingga api padam lebih cepat sebelum asap semakin banyak,
      Terutama desain katup yang seharusnya otomatis tertutup saat kipas mati.

5. Rekomendasi Peningkatan Pencegahan dan Proteksi Kebakaran
            Berikut adalah beberapa rekomendai untuk peningkatan pencegahan dan proteksi kebakaran pada kapal petrojral knar:
·         Menambahkan proteksi kebakaran berupa sprinkler atau proteksi kebakaran yang lainnya.
Gambar 7. Spinkler
·         Rutin dalam menginspeksi fungsi dari smoke detector, hydran dan APAR.
·         Rutin dalam menginspeksi fungsi dari alarm baik dari alarm smoke detector maupun alarm GA tentunya dengan pemberithuan kepada personil lain agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sesuai dengan standar yang berlaku berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel 1. Inspeksi pada komponen proteksi kebakaran (nfpa.org) (Fatmawati, 2009)
No
Elemen
Inspeksi
1
Detektor dan alarm kebakaran(NFPA 72)
Komponen pemeriksaan :
·         Saklar, lampu, power supply
·         Control Unit Trouble Signals
·         Emergency voice/alarm communication equipment
·         Remote announciator
Pemeriksaan awal disaat detector alarm diserahterimakan dan setiap 1 tahun sekali (meliputi uji fungsi secara keseluruhan)
·         Mingguan
·         Mingguan dan setiap 6 bulan
·         Setiap 6 bulan

·         Setiap 6 bulan

2
Alat pemadam api ringan (APAR)(NFPA 10). Komponen :
Fisik : Tabung, segel, selang, tekanan
Label Apar
Setiap 6 bulan skali meliuti uji fungsi/tes apar
1 bulan sekali

1 bulan sekali
3
Sprinkler(NFPA 13)
·         Pressure gauge (wet pipe system)
·         Pipa dan sambungan pipa
·         Valve control
·         Alarm sprinkler
·         Aliran utama (main drain)

·         1 bulan sekali

·         1 tahun sekali
·         1 tahun sekali
·         4 bulan sekali & tes alarm 6 bulan
·         1 tahun sekali
4
Hydran (NFPA 25-2014) :
·         Rumah selang
·         Rumah hydran
·         Nozzles hydran
·         Keran utama (main strainers)
·         Pipa luar

·         3 bulan sekali
·         1 tahun sekali/setelah dipakai
·         6 bulan sekali
·         1 tahun sekali/setelah dipakai
·         1 tahun sekali
·         Penyesuaian desain katup pada sistem pemanas uap sehingga katup bisa tertutup otomatis saat kipas berhenti beroperasi.
·         Print out prosedur berbagai macam mode (manual atau otomatis) dipajang ditempat strategis sehingga bila terjadi sesuatu hal (kegagalan daya) langsung dapat ditindaklanjuti dengan panduan prosedur yang berada di tempat strategis.
·         Perbaikan prosedur
·         Sosialisasi semua prosedur dalam berbagai mode ke semua karyawan yang bertugas agar bila terjadi sesuatu hal (kegagalan daya) langsung dapat ditindaklanjuti sehingga tidak menunggu untuk menjadi sebuah failure.
·         Menambah kapasitas air di hydran.
Sementara itu petrojral knar dibawah naungan Teekay Petrojarl telah mengontrak Petrell untuk meninjau kembali perlindungan api pasif pada Knarr FPSO. Pekerjaan mencakup tinjauan dan pemutakhiran skenario kebakaran dan blowdown untuk mencegah kejadian yang sama terulang.











DAFTAR PUSTAKA


Fatmawati, Ratna. 2009. Audit Keselamatan Kebakaran Di Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009. Universitas Indonesia: Depok.
http://www.nfpa.org/Assets/files/AboutTheCodes/25/25_Pre-FD_Agenda_8-14.pdf diakses pada 12 Desember 2017 pukul 11.52 WIB
http://petrell.no/review-of-passive-fire-protection-on-knarr/ diakses pada 10 Desember 2017 pukul 09.18 WIB
http://www.psa.no/getfile.php/1335765/Tilsyn%20p%C3%A5%20nettet/Granskinger/2015_422_engelsk%20granskingsrapport%20Petrojarl%20Knarr.pdf diakses pada 03 November 2017 pukul 10.12 WIB
https://www.offshoreenergytoday.com/psa-fire-on-petrojarl-knarr-fpso-caused-by-design-error-and-faulty-operation/ diakses pada 11 Desember 2017 pukul 09.24 WIB

KEBAKARAN UNIT HVAC KAPAL PETROJRAL KNARR PADA 24 MARET 2015 KEBAKARAN UNIT HVAC KAPAL PETROJRAL KNARR PADA 24 MARET 2015 Reviewed by Erian Sutantio on June 07, 2020 Rating: 5

No comments:

Kode Iklan Bawah

Powered by Blogger.