KERACUNAN MERKURI AKUT OLEH PAPARAN UAP MERKURI SELAMA PEMBONGKARAN PABRIK LAMPU FLUORESCENT, MARET 2015 (2) (Selesai)

7.         TARGET ORGAN

Target organ pada elemen merkuri, merkuri anorganik dan merkuri organik yaitu ginjal untuk merkuri anorganik dan sistem saraf pusat untuk merkuri organik dan elemen merkuri (Pravina Jeevanaraj dkk., 2016).

8.         USE OF INFORMATION SOURCES FOR REVIEW ON TOXICITY DATA (IN VITRO STUDIES, IN VIVO STUDIES, CASE REPORT, EPIDEMIOLOGY STUDIES)

Tabel 2. Genotoxicity of Mercury in Vivo (atsdr.cdc.gov)

Species (test system)	Tujuan Akhir	Hasil	Referensi
Somatic Cells
CBA Mouse (bone marrow cells)	Micronuclei Induction	−	Jenssen and Ramel 1980
Swiss Mouse (bone marrow cells)	Chromosome Aberrations	−	Poma et al. 1981
Swiss Mouse (bone marrow cells)	Chromosome Aberrations	+	Ghosh et al. 1991
Swiss Mouse (liver chromatin)	Chromatid binding	+	Bryan et al. 1974
Cat (bone marrow cells)	Chromosome Aberrations	(+)	Miller et al. 1979
Human (peripheral lymphocytes)	Structural Chromosome Aberrations	(+)	Skerving et al. 1970
	Aneuploidy	(+)	Skerving et al. 1974
Human (peripheral lymphocytes)	Structural Chromosome Aberrations	(+)	Skerving et al. 1974
	Aneuploidy	(+)	Skerving et al. 1974
Human (peripheral lymphocytes)	Structural Chromosome Aberrations	(+)	Popescu et al. 1979
	Aneuploidy	−	Popescu et al. 1979

 

Tabel 2. Genotoxicity of Mercury in Vivo (Lanjutan) (atsdr.cdc.gov)

Species (test system)	Tujuan Akhir	Hasil	Referensi
Somatic Cells
Human (peripheral lymphocytes)	Structural Chromosome Aberrations	(+)	Verschaeve et al. 1976
	Aneuploidy	(+)	Verschaeve et al. 1976
Human (peripheral lymphocytes)	Structural Chromosome Aberrations	−	Verschaeve et al. 1979
	Aneuploidy	−	Verschaeve et al. 1979
Human (peripheral lymphocytes)	Structural Chromosome Aberrations	−	Mabille et al. 1984
Human (peripheral lymphocytes)	Micronuclei Induction	+a	Barregard et al. 1991
Human (peripheral lymphocytes)	Structural Chromosome Aberrations	+b	Anwar and Gabal 1991
	Micronuclei Induction	+b	Anwar and Gabal 1991
	Aneuploidy	−	Anwar and Gabal 1991
Human (peripheral lymphocytes)	Sister Chromatid Exchange	(+)	Wulf et al. 1986
Germinal Cells:
Swiss Mouse (spermatogonia)	Aneuploidy	−	Poma et al. 1981
Swiss Mouse (oocytes)	Aneuploidy	−	Jagiello and Lin 1973
(101xC3H) F1 Mouse (spermatogonia)	Dominant Lethal	−	Suter 1975
(SECxC57BL) F1 Mouse (spermatogonia)	Dominant Lethal	+	Suter 1975
(101xC3H) F1 Mouse (oocytes)	Dominant Lethal	+/−	Suter 1975
Rat (spermatogonia)	Dominant Lethal	+	Zasukhina et al. 1983
Syrian hamsters (oocytes)	Structural Aberrations	−	Mailhes 1983

^apositive response only in stimulated T-lymphocytes

^bpositive response but no correlation to urinary mercury levels or duration of exposure

(-)= negative results; + = positive results; (+) = reported as positive but study was either seriously compromised or finding did not provide valid evidence of a positive response; +/- = inconclusive

Tabel 3. Genotoxicity of Mercury in Vitro (atsdr.cdc.gov)

Species (test system)	Tujuan Akhir	Hasil		Referensi
		Dengan aktivasi	Tanpa aktivasi
Senyawa merkuri anorganik Prokaryotic organisms:
Salmonella typhimurium (TA1535, TA1537, TA98, TA102)	Gene mutation	−	−	Wong 1988
Bacillus subtilis (H17, M45)	DNA damage	Not tested	+	Kanematsu et al. 1980
Eukaryotic organisms:
Mouse lymphoma cells L5178Y	Gene mutation	(+)	−	Oberly et al. 1982
Mouse embryo fibroblasts	DNA damage	Not tested	+	Zasukhina et al. 1983
Rat embryo fibroblasts	DNA damage	Not tested	+	Zasukhina et al. 1983
Chinese hamster ovary cells	Chromosome aberrations	Not tested	+	Howard et al. 1991
Chinese hamster ovary cells	Sister chromatid exchange	Not tested	+	Howard et al. 1991
Chinese hamster ovary cells	DNA damage	Not tested	+	Cantoni and Costa 1983
Chinese hamster ovary cells	DNA damage	Not tested	+	Cantoni et al. 1982, 1984a,b
Chinese hamster ovary cells	DNA damage	Not tested	+	Christie et al. 1984, 1986
Human KB cells	DNA damage	Not tested	−	Williams 1987
Rat embryo fibroblasts	Chromatin binding	Not tested	+	Rozalski and Wierzbicki 1983
Chinese hamster ovary cells	Chromatin binding	Not tested	+	Cantoni et al. 1984

Tabel 4. Genotoxicity of Mercury in Vitro (Lanjutan) (atsdr.cdc.gov)

Species (test system)	Tujuan Akhir	Hasil		Referensi
		Dengan aktivasi	Tanpa aktivasi
Senyawa merkuri Organik Prokaryotic organisms:
Bacillus subtilis (H17, M45)	DNA damage	Not tested	+	Kanematsu et al. 1980
Eukaryotic organisms:
Early mouse embryos (biostocysts)	Sister chromatid exchange	Not tested	−	Matsumoto and Spindie 1982
Chinese hamster V79 cells	Gene mutation	Not tested	(+)	Fiskesjo 1979
Chinese hamster V79 cells	DNA damage	Not tested	+	Costa et al.1991
Rat glioblastoma cells	DNA damage	Not tested	+	Costa et al. 1991
Saccharomyces cerevisiae	Gene mutation	Not tested	−	Nakai and Machida 1973
Saccharomyces cerevisiae/ intragenic and intergenic recombination	Recombination	Not tested	−	Nakai and Machida 1973
Saccharomyces cerevisiae	Chromosome nondisjunction	Not tested	(+)	Nakai and Machida 1973
Human (peripheral lymphocytes)	Structural chromosome aberrations	Not tested	+	Betti et al. 1992
Human (peripheral lymphocytes)	Aneuploidy	Not tested	+	Betti et al. 1992
Human (nerve cells)	DNA damage	Not tested	+	Costa et al. 1991
Human (lung cells)	DNA damage	Not tested	+	Costa et al. 1991

(+) = weakly positive or marginal result; − = negative result; + = positive result; DNA = deoxyribonucleic acid; NT = Not tested

 

Tabel 4. Case Study

Case study diatas berdasarkan pada kasus yang dipaparkan di makalah ini, 10 pekerja yang terkena dampak serius dari pajanan uap merkuri dengan 2 pekerja yang diteliti secara berkelanjutan dalam penelitian ini. Gejala yang timbul mengindikasikan bahwa merkuri sudah terdeposit dalam tubuh dan menganggu sistem saraf pusat 10 pekerja tersebut, dengan catatan penting bahwa salah satu pekerja yang diteliti secara lanjut pada akhir penelitian ini meninggal dunia.

9.         CARCINOGENICITY (CLASSIFICATION, ETC)

Pengklasifikasian oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) yang baru diperbarui tahun 2017 menyatakan bahwa merkuri khususnya senyawa merkuri dan merkuri anorganik masuk dalam kategori 3(bahan-bahan yang kurang memiliki bukti pada manusia dan hewan bahwa bahan-bahan tersebut karsinogenik), sedangkan seyawa metilmerkuri (merkuri organik) masuk ke dalam klasifikasi 2B yang berarti berkemungkinan karsinogenik terhadap manusia (IARC)(IARC.fr), sementara iTu menurut ACGIH merkuri digolongkan dalam kelas A4 yaitu Tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia.(ccohs.ca)

10.         SPECIFIC REGULATIONS ON PARTICULAR CHEMICALS AND EXPOSURE STANDARDS (NATIONAL, INTERNATIONAL, MIN. 2 EXPOSURE STANDARDS COMPARISONS)

Tabel 5. Standar Merkuri

No.	Regulasi			HG (Elemen) (mg/m3)	Hg-Anorganik (mg/m3)	Hg-Organik (mg/m3)
1.	Permenkertrans nomor PER.13/MEN/X/2011		NAB	0,025	0,010	0,100
			KTD	0,03	-	-
2.	NIOSH	8-Hour TWA		0,05 (Skin)	0,05 (Skin)	0,01 (Skin)
		ST/Celling		0,1 (Skin)	0,1 (Skin)	0,03 (Skin)
		IDLH		10	10	2
3	OSHA	8-Hour TWA		0,1	-	0,01 (Skin)
		ST/Celling		0,01	0,01	0,4 (Skin)
4	ACGIH	8-Hour TWA		0,025 (Skin)	0,025 (Skin)	0,01 (Skin)
		ST/Celling		-	-	0,03 (Skin)
5	EPA (NAAQS-Clean Air) 1970(Rev.1990) (Kriteria udara ambien)			0.00006	-	-
6	EPA (Clean Water Act) 1977 (rev.2000) (Kriteria kualitas air ambien			144(ng/L)(ppt)	-	-
7	FDA EPA (Produk Makanan) (ikan)(1996)			-	-	≤0.01 (mg/Kg)

(nj.gov)(osha.gov)(Permenkes no.57/2016)(Permenaker no. PER.13/MEN/X/2011)

11.         RECOMMENDED BIOLOGICAL MONITORING

Pemantauan biologis perlu dilakukan untuk melihat seberapa jauh terpajan toksikan dan langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk menangani korban keracunan merkuri. Pada pemantauan biologis merkuri dibagi menjadi elemen merkuri dan merkuri anorganik. Berikut paparannya:

a.   Elemen merkuri

Elemen merkuri yang masuk melalui tubuh melalui berbagai rute (pernafasan paling efektif) terdeposit dalam tubuh pada darah dan urin. Darah dan urin berfungsi sebagai biomarker dalam menentukan tingkat keparahan keracunan. Perlu diperhatikan waktu paruh awal dari merkuri dalam darah sekitar 2-4 hari, dengan demikian pengukuran merkuri dalam darah harus dilakukan secepatnya setelah pergantian kerja, dalam sistem pernafasan (diperiksa melalui hembusan nafas) merkuri bertahan lebih pendek lagi yaitu selama 18 jam, sedangkan untuk urin merkuri bertahan kurang lebih 2-3 minggu setelah terpapar dan kemudian berkurang pada tingkat waktu yang lebih lambat (40-60 hari untuk ekposure jangka pendek dan 90 hari untuk eksposure jangka panjang). Oleh karena itu pemeriksaan merkuri dalam urin lebih baik dibandingkan pemeriksaan merkuri dalam darah dan sistem pernafasan.

a.       Merkuri anorganik

Tidak ada informasi yang memadai untuk pemantauan biologis merkuri anorganik

b.      Merkuri organik

Merkuri organik dalam tubuh terdeposit pada darah dan rambut kepala yang dijadikan indicator untuk menilai besarnya paparan terhadap korban keracunan. Pengukuran melalui darah dan pengukuran melalui rambut untuk merkuri organik sama baiknya.

Metode yang paling umum yang digunakan untuk mengukur merkuri dalam darah, urin, maupun rambut manusia dan hewan meliputi SSA(Spektrofometer Serapan Atom), analisis aktivasi neuron, X-ray Fluorescence dan kromatografi gas(GC).(eva.gov)

12.         USE OF REGULATORY AND RECOMMENDED CONTROL (BASIC)

a.         Regulasi yang berlaku untuk merkuri:
1. OSHA

2. NIOSH

3. ACGIH

4. Permenkertrans nomor PER.13/MEN/X/2011

5. EPA (Udara bersih, air bersih, makanan)

b.         Rekomendai Pengendalian Bahaya Merkuri

1. menggunakan ventilasi (dengan jumlah yang cukup) pada ruang kerja

2. menggunakan selungkup pembuangan local agar mencegah pelepasan merkuri ke tempat kerja

3. menggunakan sistem ventilasi yang terpisah dari sistem ventilasi pembuangan lainnya serta meyaring udara yang terkontaminasi sebelum dilepaskan ke lingkungan.

4. pekerja yang berhadapan langsung dengan merkuri wajib menggunakan apd yang ditetapkan yaitu face shield¸googles, pelindung kulit(sarung tangan) karet (bukan karet tipis), pakaian kerja yang menutupi seluruh tubuh(wearpack), sepatu safety, respirator dengan catridge khusus menangani merkuri.(ccohs.ca)

Gambar 5. Catridge khusus merkuri

Gambar 6. Alat pelindung diri untuk merkuri

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya bagi kesehatan Manusia dan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Anas. 2014. ANALISIS KANDUNGAN MERKURI PADA AIR SUNGAI DAN IKAN AKIBAT TAMBANG EMAS TRADISIONAL SERTA TATA CARA PENGGUNAAN MERKURI OLEH PENAMBANG EMAS DI DESA HUTAPUNGKUT KECAMATAN KOTANOPAN KABUPATEN MANDAILING NATAL. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Endrinaldi. 2010. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Logam-logam Berat Pencemar Lingkungan dan Efek terhadap Manusia. Universitas Andalas: Padang.

https://betterwork.org/dev/wp-content/uploads/2017/09/4-PERMENA.pdf diakses pada 04 Desember 2017 pukul 07.15 WIB

http://enhs.umn.edu/current/5103_spring2003/mercury/mercdose.html diakses pada 30 November 2017 pukul 11.44 WIB

https://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/42/41 diakses pada 28 November 2017 pukul 14.33 WIB

http://lib.kemenperin.go.id/neo/download_artikel.php?id=48 diakses pada 27 November 2017 pukul 10.39 WIB

http://monographs.iarc.fr/ENG/Classification/latest_classif.php diakses pada 03 Desember 2017 pukul 17.09 WIB

http://new.dhh.louisiana.gov/assets/oph/CenterEH/envepi/Mercury_for_Health_Providers_Hg_Final.pdf diakses pada 30 November 2017 pukul 10.31 WIB

http://nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/1183.pdf diakses pada 05 Desember 2017 pukul 07.22 WIB

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/mercury#section=Color diakses pada 27 November 2017 pukul 16.11 WIB

http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/PMC5477751/pdf/40557_2017_Article_184.pdf diakses pada 22 November 2017 pukul 07.29 WIB

https://staff.blog.ui.ac.id/arry.yanuar/files/2008/03/mercuri.pdf diakses pada 03 Desember 2017 pukul 17.12 WIB

https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp46.pdf diakses pada 04 Desember 2017 pukul 11.29 WIB

https://www.ccohs.ca/oshanswers/chemicals/chem_profiles/mercury.html diakses pada 05 Desember 2017 pukul 17.45 WIB

https://www.colorado.gov/pacific/sites/default/files/HHW_Mercury_Hg-and-Health-FS.pdf diakses pada 30 November 2017 pukul 14.11 WIB

https://www.epa.gov/sites/production/files/2015-09/documents/volume5.pdf diakses pada 05 Desember 2017 pukul 08.17 WIB

https://www.fda.gov/ohrms/dockets/ac/06/briefing/2006-4218b1-09-white-paper-draft-Appendix-F-01.pdf diakses pada 03 Desember 2017 pukul 17.15 WIB

http://www.kesjaor.kemkes.go.id/documents/PMK%20No.%2057%20ttg%20Rencana%20Aksi%20Nasional%20Pengendalian%20Dampak%20Kesehatan%20Akibat%20Pajanan%20Merkuri%202016-2020.pdf diakses pada 04 Desember 2017 pukul 09.11 WIB

https://www.osha.gov/SLTC/mercury/standards.html diakses pada 04 Desember 2017 pukul 12.32 WIB

Jeevanaraj, Pravina. 2016. Mercury : A Review on the Target Organ and Toxic Effect. Universitas Putra Malaysia: Malaysia.

Junita, Nita Ratna. 2013. RISIKO KERACUNAN MERKURI PADA PEKERJA PENAMBANG EMAS DI DESA CISARUA KECAMATAN ANGGUNG BOGOR. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.