PT. Bangkrut Abadi yang menjual pakan ternak
ingin memasarkan produknya ke wilayah Bogor dari lokasi pabrik yang terletak di
Bekasi. Perencanaan rutenya mencakup Cileungsi,
Jalur alternatif Cibubur, Jakarta, Citeurup, Karanggan, Depok, Cibinong dan
Sentul. Dia ingin meminimalkan biaya
operasional yang timbul untuk distribusi koran tersebut meliputi biaya bahan
bakar kendaraan, biaya loper koran, dan operasional kendaraan lainnya, hal ini
disebabkan loper koran tersebut harus melewati banyak pilihan rute untuk dapat
mendistribusikan koran. Apabila rute yang dilalui semakin panjang maka biaya
yang timbul akan semakin besar, maka keuntungannya pun semakin sedikit. Oleh
karena itu, PT. Bangkrut Abadi ingin mengetahui rute terdekat untuk dapat meminimalisir
biaya operasional agar mendapat keuntungan lebih besar. Berikut adalah rute
yang dapat diambil.
Graf Lintasan Distribusi Produk |
Keterangan :
1 : Bekasi 5 : Karanggan 9 :
Cibinong
2 : Jalur Alternatif Cibubur 6
: Citeureup 10 :
Bogor
3 : Cileungsi 7 : Depok
4 : Jakarta 8 : Sentul
Berdasarkan rute
diatas, jalur manakah yang optimal untuk dapat meminimalisir biaya operasional PT.
Bangkrut Abadi.
Penyelesaian dengan cara manual pada studi kasus pendekatan mundur, tahap
pertama dimulai dari ujung permasalahan. Misalkan x1,
x2, x3, x4 adalah simpul-simpul yang dikunjungi pada tahap k (k
= 1, 2, 3, 4). Rute yang dilalui adalah 1
x1
x2
x3
x4 , yang dalam hal ini x4 = 10. Persoalan ini,
1.
Tahap (k) adalah
proses memilih node tujuan berikutnya
(ada 4 tahap).
2.
Status (s) yang
berhubungan dengan masing-masing tahap adalah simpul-simpul di dalam graf.
Tujuan program dinamis mundur: mendapatkan f1(1) dengan cara mencari f4(s), f3(s), f2(s) terlebih dahulu. Setelah itu akan didapat solusi optimum dari kasus tersebut.
Langkah pertama pada studi kasus
pendekatan mundur, yaitu memulai dari tahap 4. Tahap 4 dengan proses seperti
dibawah ini.
Tahap 4: 
x4
S
|
f4(s)
|
x4*
|
10
|
||
8
|
3
|
10
|
9
|
3
|
10
|
Nilai minimum pada
tahap empat adalah 3 yang dimiliki node
8 dan 9. Peubah keputusan pada tahap ke 4 adalah node tujuan yaitu node
10. Langkah kedua pada studi kasus pendekatan mundur, yaitu memulai dari tahap
3. Tahap 4 dengan proses seperti dibawah ini.
Tahap 3: 
Tabel Pendekatan Mundur
|
Solusi
Optimum
|
|||||||
8
|
9
|
|||||||
5
|
4 + 3 = 7
|
2 + 3 = 5
|
2
|
9
|
||||
6
|
3 + 3 = 6
|
3 + 3 = 6
|
3
|
8
|
||||
7
|
5 + 3 = 8
|
7 + 3 = 10
|
8
|
8
|
Graf Lintasan Distribusi Produk
Nilai pada tahap ini adalah nilai node yang bersangkutan ditambah dengan nilai node untuk mencapai nilai tujuan (node 10) contohnya nilai pada node 5 – 8 ditambahkan pula nilai pada node 8 – 10 agar dicapi nilai keseluruhan sehingga dapat diambil nilai terminimum, jadi nilai node 5 - 8 adalah 7. Tahap ini didapat pula nilai minimumnya yaitu untuk node tujuan ke 8 yaitu 6 (node 6 – 8) dan untuk node tujuan ke 9 yaitu 5 (node 5 – 9). Karena yang dicari adalah nilai minimum maka dipilihlah nilai 5 yaitu nilai dari node 5 – 9. Langkah ketiga pada studi kasus pendekatan mundur, yaitu memulai dari tahap 2. Tahap 2 dengan proses seperti dibawah ini.
Tahap 2: 
Tabel Pendekatan Mundur
Solusi
Optimum
|
|||||
5
|
6
|
7
|
|||
2
|
5 + 5 = 10
|
8 + 6 = 14
|
5 + 8 = 13
|
5
|
5
|
3
|
5 + 5 = 10
|
5 + 6 = 11
|
6 + 8 = 13
|
5
|
5
|
4
|
9 + 5 = 14
|
8 + 6 = 14
|
6 + 8 = 13
|
6
|
7
|
|
Graf Lintasan Distribusi Produk
Sama dengan tahap sebelumnya yaitu mencari nilai minimum dengan menambahka nilai node yang ada dengan nilai node minimum untuk sampai ke nilai tujuan akhir (node 10). Cara itu didapatlah hasil paling minimum yaitu node 2 – 5 dengan nilai 5 dan node 3 – 5 dengan nilai 5. Dengan begitu maka ada 2 nilai minimum, untuk menemukan nilai mana yang akan dipilih maka akan ditentukan pada tahap berikutnya. Langkah terakir pada studi kasus pendekatan mundur, yaitu memulai dari tahap 1. Tahap 1 dengan proses seperti dibawah ini.
Tahap 1: 
|
|
Solusi
Optimum
|
||||||
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
3
+ 10 = 13
|
4 + 10 = 14
|
3 + 13 = 16
|
3
|
2
|
Graf Lintasan Distribusi Produk
Tahap ini adalah
tahap akhir untuk menentukan nilai minimum untuk melakukan pendistribusian.
Menentukan nilai masih sama dengan tahap sebelumnya yaitu nilai node yang ada ditambahkan nilai node minimum untuk mencapai nilai node akhit (node 10), maka didapatlah hasil yaitu node 1 – 2 dengan nilai 3. Kesimpulannya lintasan terpendek yang
dapat ditempuh untuk pendistribusian pakan yang dapat menekan biaya operasional yang minimum adalah rute : 1 (Bekasi)
2 (Jalur Alternatif Cibubur)
5 (Karanggan)
9 (Cibinong)
10 (Bogor), yang mana total panjang lintasan tersebut adalah 13.
Studi
kasus untuk pendekatan mundur telah
disebutkan bahwa PT. Bangkrut Abadi yang menjual pakan ternak
ingin memasarkan produknya ke wilayah Bogor dari lokasi pabrik yang terletak di
Bekasi. Terdapat 10
tempat persimpangan yang
dibagi menjadi 4 area
untuk mencapai daerah tujuan (Bogor).
Masing masing area tersebut memiliki nilai masing masing. Berdasarkan
pembahasan terhadap masalah tersebut, maka rute yang didapat adalah 1 ® 2 ® 5 ® 9 ® 10 dengan
panjang lintasan sepanjang 13. Hasil tersebut didapatkan dari penyelesaian tiap
tiap area pendistribusian. Hasil ini dapat diketahui bahwa dengan mengikuti
urutan rute yang telah didapat, maka PT Bangkrut Abadi tidak
kesulitan dalam pendistribusian produk karna telah mengetahui jalur yang
membuat biaya oprasional dapat ditekan seminimum mungkin. Hasil tersebut yaitu
nilai 13 dapat diartikan bahwa PT. Bangkrut Abadi mendapat angka untuk solusi
maksimal untuk menekan biaya distribusi produk dari Bogor ke Bekasi.
Nah selain perhitungan manual, akan disajikan juga perhitungan software, berikut perhitungannya. Langkah
pertama dalam melakukan perhitungan software
yaitu membuka dahulu software qm.exe. Muncul tampilan seperti yang terlihat
pada gambar 4.4.
Gambar
4.4 Tampilan Software Qm
Ketik huruf M untuk menjalankan
perhitungan Dynamic Programming. Muncul
tampilan seperti yang terlihat pada gambar 4.5.
Ketik huruf A untuk menjalankan
perhitungan Dynamic Programming. Muncul
tampilan seperti yang terlihat pada
gambar 4.6.
Gambar 4.6 Tampilan Software Qm dari Stagecoach
Ketik huruf N untuk membuat data
baru. Muncul tampilan seperti yang terlihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Tampilan Software Qm
Tampilan seperti di
atas lalu masukan data untuk type of
problem lalu berapa banyak stage (tahap) yang harus
dilalui dan kemudian memasuka data pada setiap stage
(tahap). Muncul tampilan seperti yang terlihat pada gambar 4.8.
Gambar
4.8 Tampilan Software Qm Setelah Input Data
Tekan
enter dan akan muncul perintah untuk memasukan data node tujuan dan node
starat serta nilai dari kedua node
tersebut. Muncul
tampilan seperti yang terlihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9
Tampilan Software Qm dari Input Data Node
Masukkan data maka tekan tombol escape (esc) lalu
tekan huruf R (Run) untuk menjalankan Software.
Muncul tampilan seperti yang terlihat pada gambar 4.10.
|
Program software dijalankan
(run) maka didapat hasil (final solution) yaitu 9
10 dengan nilai 3, 5
9 dengan nilai 2, 2
5 dengan nilai 5, 1
2 dengan nilai 3. Total panjang lintasan tersebut adalah 13.
Dalam studi kasus untuk pendekatan mundur telah disebutkan bahwa PT.
Bangkrut Abadi yang
menjual pakan ternak ingin memasarkan produknya ke wilayah Bogor dari lokasi pabrik yang terletak di
Bekasi.
Didapatlah 10 tempat persimpangan yang dibagi menjadi 4 area untuk mencapai daerah tujuan
(Bogor). Masing masing area tersebut memiliki
nilai masing masing. Selesai input
data ke software qm.exe, maka rute yang menjadi solusi (final
solution) didapat adalah 1
2
5
9
10 dengan panjang lintasan sepanjang 13. Hasil tersebut
didapatkan dari penyelesaian tiap tiap area pendistribusian. Berdasarkan hasil ini
dapat diketahui bahwa dengan mengikuti urutan rute yang telah didapat, maka PT Bangkrut Abadi tidak
kesulitan dalam pendistribusian produk karna telah mengetahui jalur yang
membuat biaya oprasional dapat ditekan seminimum mungkin.
Pemrograman Dinamis dan Contoh Studi Kasus (2) Mundur (Backward)
Reviewed by Erian Sutantio
on
June 01, 2020
Rating:
No comments: