Dear Readers,
Happy Weekend,
Tulisan kali ini gue dedicated untuk hal teknis terkait pemenuhan regulasi lingkungan yaitu ada di event PROPER. Sejujurnya gue juga ga experience banget di PROPER tapi sehubungan dengan ditunjuknya perusahaan gue saat ini menjadi salah satu peserta PROPER dan of course gue jadi project leadernya. Oke here we go PROPER.
Merujuk ke Permen LHK no 01 Tahun 2021, Proper merupakan instrument penaatan alternatif yang dikembangkan untuk bersinergi dengan
instrumen penaatan lainnya guna mendorong penaatan perusahan melalui penyebaran
informasi kinerja lingkungan perusahaan kepada masyarakat (public disclosure). Ini artinya secara sederhana proper merupakan
alat pemerintah untuk mengetahui kinerja lingkungan yang dijalankan perusahaan
yang kemudian akan dishow ke khayalak ramai or masyarakat. Simpelnya seluruh
limbah dari proses produksi perusahaan harus mentaati atau sesuai dengan
regulasi yang diterapkan pemerintah baik dari segi produksi maupun non produksi
that’s mean supporting seperti toilet dsb.
Tapi gue akuin proper jadi alat yang efektif si buat pemerintah yang mau
ga mau membuat perusahaan itu terpaksa taat sama regulasi yang ada mau ga mau,
kalo ga taat yah nilainya jelek. Terus nilainya jelek kalo perusahaan ga peduli
dan bomat gimana? Ga bisa gitu pak, karena ini akan berhubungan dengan kredit
dari bank yang bisa membuat kredit ini macet, hal umum lah ya perusahaan itu
dibiayain sama bank(yang berarti gaji yang kita terima itu berasal dari sendi
RIBA…..May good) yang membuat perusahaan berpikir dua kali ga memenuhi kriteria
proper.
Okey kemudian dalam proper secara umum seperti jenis audit lainnya dia
mengeluarkan nilai, apa aja si nilainya. Berikut gue jelasin :
1.
Hitam =
Terbukti mencemari lingkungan, tidak ada upaya untuk memenuhi regulasi
lingkungan dan bisa ditindak secara hukum oleh KLHK. Ini serius readers kalo
sampai hitam, beberapa case perusahaan ditutup sama KLHK. Masi berani hitam…..
2.
Merah =
ada upaya untuk tidak mencemari lingkungan tapi tidak memenuhi kriteria
regulasi lingkungan yang ada. Mengacu ke permen LHK no. 01/2021, pemegang nilai
merah akan dibina selama 3 bulan bila masih merah maka ada ancaman hukum yang
bisa menanti perusahaan dari Kementrian LHK.
3.
Biru = ini
biasanya diidamkan sama semua perusahaan kalo proper, udahlah cukup aja biru ga
perlu sampe next stage. Iya si gue juga sebagai SHE dan nantinya kalo jadi
manager SHE lebih prefer cukup disini. Stage biru biasanya dicapai bila sudah memenuhi
seluruh regulasi dasar yang ada. Kemudian jika sudah biru ada kemungkinan jika
kinerjanya oke, akan diusulkan menjadi kandidat hijau dan emas.
4.
Hijau =
kriteria ini masuk beyond compliance yang berarti melebihi penaatan peraturan
pemerintah sampai detail kecil kaya sampah kardus plastic dipisah dicatat dan
diadakan 3R (Reuse, Reduce, Recovery). Dapetnya trofi sama sertifikat. Sangat
bagus sekali stage proper ini aslinya. Yah kalua nanti gue di perusahaan yang
budget environya ga terbatas dan punya bos bagus di dalamnya (iya kadang ada
perusahaan budgetnya ga terbatas tapi bosnya ngehe mah sama ajaaa….wkwk) pengen
banget bisa develop hal ini.
5.
EMAS =
luar biasa banget ini tuh beyond beyond compliance dapetnya trofi emas sama
sertifikat, kalo sampe gue sempet ngeraih emas waduh bisa bisa gue pasang di cv
gue……wkwkwkwk…..tapi sejarahnya si Cuma perusahaan gede aja yang dapet kaya
pupuk pertamina dsb yang notabene duitnya ga berseri buat program lingkungan.
Oke kemudian dari segi kriteria sebetulnya kalo dibedah dari Permen LHK 01/2021, kita bisa lihat ini cukup banyak kriteria dan sebenernya it’s depend to type of company. Sehubungan dengan gue di manufaktur, kriteria hanya dari limbah B3, limbah cair, limbah udara dimana ketiganya mengacu sama undang undang masing masing. Kita bahas di next stage ya untuk hal ini. Overall gue rasa ini hal bagus yang sebenernya bisa dijual perusahaan jika mendapatkan nilai bagus, wey gue biru nih, or gue ijo nih bang….ayo tanem investasi….ahaha
Oke mungkin segitu dulu tulisan kali ini, see you at next write.
Regards,
E
Referensi :
Permen LHK No.1 Tahun 2021 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
No comments: